PPKn Sekolah Dasar kaum Quraisy selalu gagal membunuh nabi Muhammad SAW karena

assalamualaikum kakak tolong jawab​

kaum Quraisy selalu gagal membunuh nabi Muhammad SAW karena

assalamualaikum kakak tolong jawab​

Pada fase dakwah di Makkah, umat Islam mendapatkan sejumlah penyiksaan oleh kaum kafir Quraisy. Meski Nabi juga kerap diancam dan dikucilkan pula di fase ini, namun sejatinya ada alasan bagi kaum kafir Quraisy tak membunuh Nabi.

Dalam buku Sejarah Islam yang Hilang karya Firas Al-Khateeb dijelaskan, masyarakat Arab masih memegang struktur dan aturan budaya. Sehingga secara aturan, Nabi Muhammad masih berada di bawah perlindungan pamannya, Abu Thalib, yang merupakan pemimpin Bani Hasyim salah satu klan Quraisy.

Abu Thalib sendiri menolak menerima Islam, namun ia menunjukkan perlindungannya terang-terangan kepada keselamatan keponakannya itu.

Lebih jauh dari itu, dalam budaya Arab tua terdapat aturan bahwa secara garis besar terdapat konsekuensi hukum berat apabila Muhammad terbunuh

Sebab jika Muhammad terbunuh, budaya Arab tua menyebutkan bahwa anggota klan keluarga Nabi diizinkan membalas dendam.

Sehingga dengan aturan itu, dikhawatirkan terjadi perang saudara yang melanda.

Jadi, Nabi Muhammad tidak bisa disakiti. Tetapi demikian, perlindungan tersebut tidak berlaku bagi para pengikutnya. Sebab banyak di antaranya yang tidak dilindungi oleh klan atau keluarga manapun.

Islam-digest Nabi-muhammad

Mengapa Kafir Quraisy tak Bisa Bunuh Nabi Muhammad?

Nabi Muhammad tak bisa dibunuh kafir Quraisy.

Kamis , 05 Nov 2020, 05:30 WIB

Mengapa Kafir Quraisy tak Bisa Bunuh Nabi Muhammad? . Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

MGROL100

Mengapa Kafir Quraisy tak Bisa Bunuh Nabi Muhammad? . Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

Rep: Imas Damayanti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pada fase dakwah di Makkah, umat Islam mendapatkan sejumlah penyiksaan oleh kaum kafir Quraisy. Meski Nabi juga kerap diancam dan dikucilkan pula di fase ini, namun sejatinya ada alasan bagi kaum kafir Quraisy tak membunuh Nabi.

Dalam buku Sejarah Islam yang Hilang karya Firas Al-Khateeb dijelaskan, masyarakat Arab masih memegang struktur dan aturan budaya. Sehingga secara aturan, Nabi Muhammad masih berada di bawah perlindungan pamannya, Abu Thalib, yang merupakan pemimpin Bani Hasyim salah satu klan Quraisy.

Penjelasan:

Jelang hijrah, situasi di Kota Makkah kala itu sangatlah genting bagi kaum Muslim. Rencana kaum Quraisy untuk membunuh Nabi Muhammad SAW pun dimatangkan sedemikian rupa sebelum akhirnya Allah melalui malaikat Jibril memberitahukan hal itu kepada Rasulullah SAW.

Di tengah kondisi genting di Makkah, Rasulullah meminta para sahabatnya berangsur-angsur hijrah ke Madinah menyusul adanya tindakan kekerasan, penganiayaan, dan pembunuhan terhadap umat Muslim Makkah. Sedangkan yang masih tetap tinggal di Makkah hanyalah Rasulullah, Sayyidina Abu Bakar, dan Sayyidina Ali yang mana ketiganya benar-benar berada dalam bahaya besar.

Dalam buku Ali bin Abi Thalib karya Ali Audah disebutkan, para tokoh Quraisy telah mengadakan pertemuan di Daar an-Nadwa untuk mengatur strategi mencegah Rasulullah keluar dari Makkah. Mereka mencari jalan untuk menangkap dan memenjarakannya, membunuhnya, atau mengasingkannya ke luar Tanah Air.

Dengan berbagai pertimbangan yang ada, cara-cara tersebut memiliki konsekuensi bagi komunitas mereka. Akhirnya dalam pertemuan itu mereka menyepakati usulan yang diberikan Abu Jahal. Adapun usulannya adalah mengumpulkan para pemuda dari berbagai kabilah dan melengkapi mereka dengan pedang.

Pemuda-pemuda tersebut diperintahkan untuk menyerang Nabi Muhammad SAW dan membunuhnya secara beramai-ramai. Darahnya disebarkan ke semua kabilah, dengan demikian Bani Hasyim (klan garis leluhur Rasulullah) tak akan dapat menuntut balas kepada semua kabilah.

Maka sesuai dengan rencana Abu Jahal, para pemuda itu pun disiapkan untuk membunuh beliau pada malam hari setelah mengepung rumahnya. Pengepungan dilakukan pada malam hari karena dikhawatirkan Rasulullah akan lari.

Namun, sebelum rencana itu berlangsung, Allah melalui malaikat Jibril datang kepada Nabi dan memberitahukan hal yang harus dilakukannya. Pada tengah hari sebelum malam tiba, saat tidak biasanya orang berkunjung, Rasulullah SAW pergi ke rumah Abu Bakar.

Melihat kedatangan Rasul yang begitu tidak biasa, Abu Bakar sudah menangkap maksud kedatangan itu terkait hal yang sangat penting. Seperti diketahui, Rasulullah memang merahasiakan hijrahnya sehingga tak ada satu orang pun yang tahu.

Abu Bakar sendiri juga pernah meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan hijrah, namun Rasul memintanya menangguhkannya terlebih dahulu. Sehingga dalam pertemuan darurat itu, Nabi memberitahukan kepadanya Allah mengizinkan dirinya meninggalkan Makkah untuk berhijrah. Abu Bakar pun semringah seraya berkata: “Bersama saya?”. Dan Rasul pun membenarkannya.

Aisyah yang kala itu baru berusia tujuh tahun menyaksikan ayahnya seketika menangis karena gembira. Selanjutnya di saat-saat yang menegangkan, Rasulullah kembali pulang ke rumahnya dan mengamanatkan beberapa hal kepada Ali bin Abi Thalib...

[answer.2.content]